Biak, 24 Mei 2016 Bandara Frans Kaisiepo Biak sangat riuh. Pukul 10.45 WIT Suara tembakan dan ledakan terdengar dari kejauhan. Sirene bersahut-sahutan membuat suasana bandara mencekam. Terlihat empat orang bersenjata berdiri di belakang pesawat dan dua lainnya menuju terminal bandara. Menembakkan senjata dan melemparkan bom molotov ke arah aparat. Baku tembak terjadi tepat di sisi apron Bandara Frans Kaisiepo Biak. Baku tembak terjadi pula di dalam ruang terminal bandara karena pembajak berupaya untuk mencari pilot maskapai Angkasa Air. Peristiwa ini sontak menimbulkan kepanikan di bandara. Para penumpang, pengantar, dan crew maskapai yang berada di luar terminal berhamburan menghindari lokasi kejadian.
Pukul 12.15 WIT, kejadian crash landing terjadi. Sebuah pesawat terperosok di runway 11 Bandara Frans Kaisiepo – Biak. Pesawat dengan tipe Boeing 737-900 mengalami kebakaran dan mendarat darurat di bandara Frans Kaisiepo. Pesawat dengan rute Manila – Darwin mengangkut 125 orang penumpang. “Untuk kejadian penyebab terjadinya crash landing, masih dilakukan investigasi oleh tim dari KNKT, dan untuk korban, keluarga korban dapat melihat nama-nama korban serta rumah sakit yang dituju di bagian Crisis Center di Terminal dan Media Center di Kantor PT. Angkasa Pura I Biak.â€tegas Minggus Gandeguai, General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Frans Kaisiepo – Biak.
Pukul 13.45 WIT, di Gedung Tower tiba-tiba muncul asap yang cukup tebal. Gedung Tower di Bandara Frans Kaisiepo Biak mengalami kebakaran. Dalam waktu beberapa menit setelah asap terlihat, sirene mobil damkar (Pemadam Kebakaran) dan ambulace terdengar menuju arah gedung tower. Tim pemadam berupaya memadamkan api dengan sigap. Korban langsung dibawa menuju rumah sakit terdekat.
Seluruh kejadian ini merupakan simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) yang diselenggarakan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Frans Kaisiepo – Biak. PKD ke-87 Bandara Frans Kaisiepo – Biak merupakan gelaran kegiatan yang bersifat full scale exercise yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Kegiatan PKD dilakukan untuk menguji dan mengevaluasi respon, koordinasi dan tindakan yang dilakukan oleh setiap personil apabila kejadian tersebut benar terjadi. [HumasBIK]
