12 Apr 2018
kembali ke listBiak, 11 April 2018 –Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi serta mendukung pariwisata khususnya di Biak-Provinsi Papua, PT Angkasa Pura I (Persero) mengadakan kegiatan Collaborative Destination Development dengan tema“The Ethnic Cultural Tourism Destinations”. Pada penyelenggaraan CDD yang berlangsung di Asana Aerowisata Hotels & Resorts ini hadir pula perwakilan dari Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, TNI, Polri, civitas akademika, pihak maskapai, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), Airnav Indonesia, dan mitra usaha serta para pelaku bisnis pariwisata di Biak.
CDD merupakan program yang diinisiasi Angkasa Pura I sejak 2015 berupa forum kolaborasi berbagai pemangku kepentingan industry pariwisata nasional dan daerah agar bersama-sama mengembangkan sector pariwisata dan melaksanakan pelayanan pariwisata di wilayah kerja Angkasa Pura I. Upaya ini dilakukan untuk membantu pemerintah pusat dalam mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional sebesar 20 juta orang pada 2019. Kegiatan CDD di Biak ini merupakan yang kedua setelah pertama kali dilaksanakan pada 30 November 2017 yang lalu dengan tema “Discover The Nature & Culture of Biak Island”.
“Angkasa Pura I berkomitmen untuk mendorong kunjungan wisatawan di Tanah Air melalui kegiatan CDD yang rutin dilaksanakan di wilayah kerja perusahaan sejak tahun 2015. Kegiatan CDD ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara stakeholder pariwisata, merangsang percepatan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata, meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi pariwisata hingga mampu membantu pertumbuhan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat, khususnya Provinsi Papua dan Kabupaten Biak Numfor,” ujar Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devy Suradji.
Kepulauan Biak memiliki berbagai potensi wisata dan budaya yang jika dikembangkan bersama pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun daerah akan mampu mendatangkan wisatawan nusantara dan mancanegara. Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan yaitu Festival Biak Munara Wampasi yang merupakan kegiatan tahunan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor dalam memperkenalkan atraksi budaya dan keindahan alam Papua yang eksotis. Salah satu atraksi yang menjadi ciri khas Festival Biak Munara Wampasi adalah Snap Mor yang mana merupakan atraksi menangkap ikan secara tradisonal dengan Jubi (alat tangkap ikan dan tempat penyimpanan ikan) di air laut pada saat surut. Selain itu juga ada atraksi berjalan di atas batu panas (apen bayeren), lomba perahu tradisonal (waimansusu), tur Kepulauan Padaido, serta kesenian dan tari khas Biak.
Selain itu letak dari Bandara Frans Kaisiepo Biak yang di kelola oleh Angkasa Pura I juga sangat terjangkau dengan tempat-tempat wisata yang indah, di antaranya Monumen Perang Dunia II, Telaga Biru Paray, Pantai Anggopi, Tebing Adok yang hanya berjarak 15-40 menit dari bandara. Sedangkan tempat wisata Telaga Biru Samares, Pantai Wari, Pulau Samber Pasidan Air Terjun Wafsarak dapat di jangkau dengan perjalanan darat selama 1-2 jam dari bandara.
“Dalam membangun sebuah destinasi wisata harus memperhatikan 3A, yaitu Atraksi, Akses, dan Amenitas. Oleh karena itu, dengan adanya CDD ini diharapkan adanya sebuah solusi sekaligus inovasi untuk mengembangkan ketiga hal tersebut. Kami optimis dengan potensi yang dimiliki Biak dan kerjasama yang baik antara stake holder pariwisata akan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Biak Namfor,” jelas Devy Suradji.
Pada tahun 2017 lalu trafik penumpang domestic dan internasional di Bandara Frans Kaisiepo Biak tercatat 435,861 penumpang atau meningkat 6,7% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sedangkan trafik pesawat pada tahun 2017 lalu mencapai 6,726 pergerakan dan kargo mencapai 2,91 juta Kg. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua sendiri menargetkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan manca Negara sebanyak 1,3 juta orang di tahun 2018. Terkait target ini, Angkasa Pura I selaku pengelola bandara akan mendukung penuh rencana dan target pemerintah untuk mendatangkan wisatawan ke daerah Provinsi Papua salah satunya dengan memberikan insentif full berupa bebas landing fee kepada maskapai selama 6 bulan serta bebas biaya promosi di Bandara selama 1 bulan.
“Melalui insentif penuh berupa pembebasan landing fee ini diharapkan mampu menarik minat maskapai untuk membuka rute baru dari dan menuju Biak melalui Bandara Frans Kaisiepo. Selain di Bandara Frans Kaisiepo, insentif penuh bebas landing fee juga diberikan kepada maskapai yang membuka rute baru di Bandara El Tari Kupang dan Bandara Pattimura Ambon,” tambah Devy.
Dengan kolaborasi yang baik antara Angkasa Pura I sebagai operator bandara sekaligus pintu gerbang wisatawan menuju Biak, maskapai sebagai pembawa penumpang, pelaku bisnis pariwisata, dan dukungan Pemerintah tingkat Nasional dan Daerah diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian dan pariwisata di Provinsi Papua dan Kabupaten Biak Namfor.